Faktor Terjadinya Perilaku Menyimpang



  1. Sosialisasi tidak sempurna

Proses sosialisasi merupakan prasyarat terjadinya proses internalisasi. Sedangkan proses internalisasi merupakan proses pengendapan nilai budaya ke dalam diri manusia, dalam arti, sistem nilai dan sistem norma yang berlaku dalam masyarakat menjadi bagian dari dirinya sendiri.
Dewasa ini, kita sering dibuat prihatin oleh pemberitaan tentang peristiwa tawuran yang melibatkan antar pelajar, tawuran antarpemuda, tawuran antarkampung, bahkan tawuran antarsuku.
Penanaman nilai-nilai keagamaan yang tidak sempurna, misalnya yang berkaitan dengan keimanan, akhlak atau budi pekerti, dan sebagainya akan menimbulkan kepribadian yang tidak kokoh.
Jika kepribadian yang labil seperti itu bertemu dengan bentuk-bentuk penyimpangan dan/atau kejahatan yang ada di tengah-tengah masyarakat, maka tidak mustahil jika akan terjadi proses peniruan (imitation) sehingga terciptalah perilaku meyimpang baru yang lebih berbahaya.
Jika ditinjau dari proses psikologi, sifat suka menyendiri (suka mengasingkan diri) dipandang sebagai suatu sifat yang mengandung bahaya. Orang yang suka menyendiri atau mengasingkan diri mengakibatkan kurangnya pergaulan. Kurang pergaulan akan menyebabkan terjadinya proses sosialisasi yang tidak sempurna. Keadaan seperti itu pada gilirannya akan menimbulkan perilaku yang meyimpang. Pemabuk dan pecandu narkoba dapat dianggap sebagai contoh dari perilaku menyimpang yang diakibatkan oleh proses sosialisasi yang tidak sempurna.
Proses sosialisasi yang sempurna akan terjadi manakala adanya kerjasama yang optimal antara :
  1. Keluarga sebagai pendidikan informal
  2. Sekolah sebagai pendidikan formal, dan
  3. Masyarakat sebagai pendikan nonformal
    keluarga

sekolah
masyarakat


Ketiga lembaga pendidikan tersebut harus bahu membahu melaksanakan fungsi sosialisasi sistem nilai dan sistem budaya kepada generasi muda yang meneruskan cita-cita masa depan . Itulah sebabnya Ki Hajar Dewantara mengatakan ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat Pnedidikan yang akan membentuk kepribadian seseorang.
generasi penerus masa depan

  1. Sub Kebudayaan menyimpang

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang karena dengan lingkunganlah seseorang terlibat dalam proses sosialisasi. Sedangkan proses sosialisasi merupakan awal dari proses inkulturasi, yakni proses pengendapan sistem nilai dan sistem norma yang ada di lingkungan tersebut menjadi sistem nilai yang tertanam di dalam diri sendiri, yakni sebagai kepribadian.
lingkungan mempengaruhi proses sosialisasi

Mengingat begitu besarnya pengaruh lingkungan terhadap pembentukan kepribadian, maka orangtua wajib memilihkan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak sebagai generasi penerus. Pergaulan seseorang dengan lingkungan budaya yang berbeda menimbulkan proses alih budaya. Jika suatu sistem kebudayaan dianggap menyimpang dengan sistem kebudayaan yang berlaku di tengah-tengah masyarakat luas, maka akan menimbulkan proses penyerapan terhadap sub kebudayaan yang menyimpang (devian subculture).
Perilaku menyimpang tersebut dapat terjadi sebagai akibat dari pergaulan dengan sistem budaya yang berbeda (differential association).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SO7 : Pertama dan Selamanya

[ Lagi Bener ] : (Bukan Lagi) Sebuah Rahasia

FREEDAY OR ANIDAY WHATEVER