Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

[Ngoceh] : Pilihan?

Gambar
Apa salahku sejak awal tidak memiliki cita-cita besar? Akhir kelas XII ini, lebih sering merenung... dalam hal apapun! Tentang masa-masa yang sudah berlalu, tentang perjuangan di masa putih abu-abu, ujian, kuliah, nasib, masa depan bahkan jodoh. Eh (Abaikan yang terakhir). Masa SMA itu... masa yang apabila dikenang, memiliki kesan tersendiri. Di sini aku nemuin temen, jati diri, dan pandangan hidup yang sesungguhnya. Di awal masuk masih banyak sih yang labil, termasuk aku mungkin. Tapi makin ke sini, ternyata setiap pribadi mulai punya prinsip masing-masing. Termasuk prinsip dalam menentukan jalan hidup *astaga apa lagi ini* Pokoknya, kedewasaannya anak-anak SMA itu bisa aku lihat dan rasakan di akhir kelas tiga. Beneran. Walau pada kenyataannya masih alay-alay gitu, seenggaknya mereka udah bisa nentuin pilihan. Kapan waktunya jalan pas di lampu merah atau sekadar nentuin waktu yang tepat buat PDKT sama orang yang diincer sejak pertama kali menginjakkan kaki di gedung SMA. Ha

[Muisi] Cinta yang Agung-nya Kahlil Gibran

Gambar
CINTA yang AGUNG Adalah ketika kamu menitikkan air mata dan MASIH peduli terhadapnya.. Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH menunggunya dengan setia.. Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku turut berbahagia untukmu’ Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKAN dirimu… Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas LAGI .. Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya.. tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati bersamanya… Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh -Khalil Gibran- P.S. : Helo! Lagi seneng sama puisi, nih. Lebih kurang, dia bisa mengayakan jiwaku yang lagi kering kerontang. Setiap aku baca bait demi bait puisi dari para pujangga besar, entah mengapa selalu ada kepuasan tersendiri. Selalu terselip rasa bahagia - walau itu kecil setelahnya. Dan inilah puisi yang paling mendamaikan batinku.  Ada du