[Ngoceh] : Pilihan?

Apa salahku sejak awal tidak memiliki cita-cita besar?

Akhir kelas XII ini, lebih sering merenung... dalam hal apapun!
Tentang masa-masa yang sudah berlalu, tentang perjuangan di masa putih abu-abu, ujian, kuliah, nasib, masa depan bahkan jodoh. Eh (Abaikan yang terakhir).

Masa SMA itu... masa yang apabila dikenang, memiliki kesan tersendiri. Di sini aku nemuin temen, jati diri, dan pandangan hidup yang sesungguhnya. Di awal masuk masih banyak sih yang labil, termasuk aku mungkin. Tapi makin ke sini, ternyata setiap pribadi mulai punya prinsip masing-masing. Termasuk prinsip dalam menentukan jalan hidup *astaga apa lagi ini*
Pokoknya, kedewasaannya anak-anak SMA itu bisa aku lihat dan rasakan di akhir kelas tiga. Beneran. Walau pada kenyataannya masih alay-alay gitu, seenggaknya mereka udah bisa nentuin pilihan. Kapan waktunya jalan pas di lampu merah atau sekadar nentuin waktu yang tepat buat PDKT sama orang yang diincer sejak pertama kali menginjakkan kaki di gedung SMA. Halah. Nglantur lagi.


Aku, termasuk orang yang kukuh pada prinsip dan tujuan hidup. Ketika aku menginginkan sesuatu, sebisa mungkin aku berusaha untuk merealisasikan keinginan itu. Maka ketika aku memiliki niat 'x', selama itu baik, membuatku jadi hamba yang diridhoi-Nya, dan tidak mengancam keberlangsungan hidup manusia, akan sulit bagi orang lain untuk mematahkannya.

Bulan ini pendaftaran SNMPTN sudah dibuka. Tidak butuh waktu lama untuk memutuskan, karena aku memang sudah lama menjatuhkan pilihan. Tidak ada pilihan lain bagiku selain itu. Maka apakah salah jika aku akan tetap mengejarnya dengan tidak memalingkan langkah kepada yang lain?

Orang lain akan menganggap bahwa cita-cita untuk menjadi guru itu sederhana. Nggak 'waw' lah katanya. Kadang aku juga kagum sekaligus iri pada mereka yang memiliki cita-cita besar. Pada mereka yang mampu membuat semua orang berdecak kagum hanya karena niatannya itu. Namun sekarang, kutepis semua itu. Guru itu -jika kau benar-benar tulus ingin menjadi dia- tanpa alasan terpaksa, pelarian, dan semacamnya, maka kau akan dapatkan kebahagiaan yang luar biasa. Keinginan yang sederhana yang mendatangkan kekayaan jiwa.

And I'm totally believe that 6 months later from now, i will begin to pass the rest of our life with Mathematic by be the one who succes in SNMPTN or SBMPTN. AMIN!

Komentar

  1. hmm, jadi inget perjuangan di penghujung masa-masa SMA tahun lalu.. Panik gara2 khawatir gak ketrima SNMPTN sampai bayang2 akan nganggur selama setahun demi belajar maksimal SBMPTN. Tapi ternyata Allah mendengar doa gue, gue di terima di sebuah tempat yg bener2 spektakuler, spektakuler banget pokoknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya aku baca post anda yang tentang ini, deh.
      oke, Bang! akan saya susul kesuksesan anda :D
      tengkyu sudah berkunjung!

      Hapus
  2. "Tentang masa-masa yang sudah berlalu, tentang perjuangan di masa putih abu-abu, ujian, kuliah, nasib, masa depan bahkan jodoh. Eh (Abaikan yang terakhir)."

    Ketika Rini bicara jodoh. Waks...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ekak ki kon aja fokus ng kono malah... :""

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SO7 : Pertama dan Selamanya

FREEDAY OR ANIDAY WHATEVER

Nggak Penting~