Terpaling Ngegas Ikhtiarnya: 2024

Melihat postingan terakhir di blog ini, saya melongo melihat tahun publikasinya. Ternyata sudah lebih dari setahun lalu. Wow!

Dengan demikian, blog ini tak lebih dari sekadar catatan digital saja pada akhirnya, yang nampaknya akan selalu menjadi tujuan terakhir bagi pikiran-pikiran keruh bermuara. Sesak sekali ternyata melewati hari dengan jarang menulis (yang mengandung curhat). Maka, ini lah waktunya.

Meski masih di pertengahan tahun, nampaknya 2024 akan mejadi tahun paling ngegas ikhtiarnya.

Ikhtiar dalam banyak hal.

Pertama, masih soal berat badan.

Segala macam susu dan penambah nafsu makan, dari yang bentuknya kapsul sampai minuman yang ledrek-ledrek semacam sereal masih terus dicoba. Yang rasanya... sepertinya sudah cukup! Sebab mulai eneg dan malah bikin nggak semangat. Sekarang nemuin susu yang cocok di lidah dan di perut, semoga juga ngefek ke badan, ya. Capek sekali liat timbangan yang nggak nunjukkin perkembangan signifikan. Frustasi. Kesungguhan buat naikin BB pasang-surut. Jadi ngefek ke psikis, terus ke fisik. Tambah nggak sehat lama-lama. Ya Allah semoga ini ikhtiar terakhir, heuuuuu :"(

Kedua, tabungan.

Meski sambil nangis-nangis dalam hati, mulai belajar ikhlas; relain apa yang udah dikumpulin dengan keras buat keperluan keluarga. Meski udah aku set; berapa jumlah yang harus kualokasikan untuk orang tua, tapi keperluan keluarga memang sepusing itu dan selalu ada-adaaaa saja (Ya Allah maafin hamba yang pelit ini T_T). Terakhir kali buat keperluan sekolah adik saja, masih inget gimana nangis-nangisnya sebelum akhirnya bener-bener rela:") Tapi yakin, setelah niat dan mantepin hati, di kesempatan itu juga, dikasih kelancaran buat dapet rizky yang lebih banyak dari Allah. Jaminan yang sering kali aku raguin, karena kelemahan iman dan kekhawatiran yang berlebihan soal dunia. Kan, astaghfirullah! Jadi, aku salut banget sama anak pertama yang nyah-nyoh sama keluarganya. Karena susah lho... apalagi kalau di masa dulu, sering ngerasain ngga terpenuhi kebutuhan dan keinginannya. Heuuu.

Nggak apa-apa. Dikit-dikit, yang penting ada. Kita usahakan terus tabungan nikah masa depan itu.

Ketiga, tulisan.

Alhamdulillah Merawat Sempat tuntas! Sedang menunggu tanggapan penerbit. Masa tunggu sebentar lagi habis, yang mana artinya, harus nentuin target penerbit lain yang akan dituju. Entah berapa kali siklus ini harus berulang, pokoknya tetep gaskan!

Keempat, jodoh.

Beberapa tahun sebelumnya aku selalu bilang ke Mamak setiap kali beliau minta aku buat mulai kenalan sama orang, "Alah itu gampang."

Dan sekarang aku jadi ngerti; nemuin orang buat sehidup-semati nggak segampang itu. Yaiyalah, gila lu.

Kalau sebelumnya cuma modal keyakinan, bahwa dengan sabar dan terus menjaga diri, mengisi penantian dengan kegiatan positif, jodoh bakal menyesuaikan, nanti pasti Allah bakal datengin kalau udah waktunya.

Kalau ada yang masih mikir kaya gitu, nggak bisa!

Kita kudu usaha aktif.

Seminimal-minimalnya ya ikut kajian pra nikah. Baca buku soal pernikahan dan parenting. Atau ikut webinar-webinar kerumah-tanggaan.

Maka kuusahakan semua itu mulai tahun ini. Termasuk ikut Kelas Menuju Halal, Kelas Pra Nikah, dan webinar-webinar semisal tentang menggali karakter orang, pengelolaan keuangan, dan sejenisnya. Semakin belajar, semakin sadar bahwa aku nggak sesiap itu buat menempuh hidup baru.

Bahkan tahun ini juga, memberanikan diri buat bener-bener membuka pintu perkenalan dengan orang yang sebelumnya nggak kukenal, dengan daftar di program/web taaruf. Mantep karena terpaksa, nekat iya. Kalau nggak gitu nggak gerak-gerak, dong. Aku sampai ikut tiga foruuuuum, entah yang mana yang bakal jadi wasilah bagiku nemuin orang yang Allah takdirkan. Atau malah nggak melalui ketiganya, entah. Yang penting kan usaha. Yah, meski di program/web itu masih banyak pasif. Masih sekadar baca-baca CV, kalau lumayan cocok save, gitu terus. Yang ngajuin? Baru dua, itu pun mandeg belum sampe interaksi tanya-jawab karena nggak cocok. Pernah ngajuin sekali, tapi nggak ada respon sampai sekarang. Nggak apa-apa. Usaha terus, cari yang cocok lagi.

Lagi ngerasa babak-belur akibat ngegasin ikhtiar, malah dapet ujian; tiba-tiba ketemu orang which is physically my type. Jatuh hati dalam sekejap, padahal cuma ketemu beberapa hari, random people yang nggak akan mungkin lagi terhubung, tapi emang dasar lagi lemah iman. Akibatnya, proses pertobatannnya masyaAllah... masih berlangsung sampai sekarang.

Semua perasaan yang masih belum layak buat ditumbuh-kembangkan harus dikembalikan kepada Penguasa Cinta. Menerka-nerka setengah berharap hanya akan meletupkan angan-angan kosong. Sebuah perasaan yang justru merugikan diri sendiri. Bahkan, bisa menghalangi orang lain (yang lebih baik) buat datang, karena pandangan kita tertutup akibat berharap pada orang yang tidak seharusnya.

Maka semoga, 2024 happy ending.

Terlalu banyak kejadian yang masih belum terkisah. Tapi mengungkap secuil ini, sudah membuat hati jauh lebih baik. Alhamdulillah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[ Ngoceh ] : Bagian 2 - Membela Orang-Orang Slow Respon

Perjalanan Luar Biasa : The Green Rover Scout Journey

Tulisan Ini Random, Seperti yang Ada Dalam Kepala Saya. Ayo Ngobrol!