[ Ngoceh ] : Nggak Penting-Tinggal, Nggak Guna-Buang


Odong adalah aku…
Yang berulangkali meninggalkan kacamata,
Ponsel.
Flashdisk,
Dan…
Printilan-printilan benda kecil, tapi penting.
Odong adalah aku
Yang nggak sadar kalau benda-benda itu kutinggalkan,
Musnah dari genggaman!



Tulisan ini saya dedikasikan untuk semua hal yang saya sia-siakan…
Sendal kedodoran punya bapak, yang katanya mahal, yang saya tinggal berhari-hari di suatu tempat, yang ketika saya ingat mau mengambilnya, ternyata sudah tidak ada
Kacamata yang sudah wassalam, tertinggal di ruang audio visual laboratorium FMIPA UNY,
Yang kini sudah terganti dengan kacamata biru yang saya cintai tapi saya tinggalkan di Mushola Al-Furqon siang ini… yang sempat  inget mau ambil tapi lupa lagi,
Flashdisk otg 16 giga yang begitu saya banggakan… yang pernah hilang meski saya ganduli gantungan kunci dari luar negeri dan saya rawat seperti anak sendiri. Setelah itu, saya gantungin flashdisk itu pake tali putih-biar mudah teridentifikasi, yang setelah itu saya gandulkan di leher saya kemana pun saya pergi
Tapi kali ini dia tak tahu entah di mana…
Yang membuatku sadar bahwa, tugas hari esok ada di sana… tak ada di laptop…
Hmmm saya sudah pergi ke luar kos yang nyaman, membelah dingin dan gerimis, hanya untuk mencari tempat yang membuat saya betah melek, tidak terlena dengan kenyamanan kamar kos, tapi… kemudian… kamu menemukan… file yang kamu butuhkan… untuk kamu edit… tidak ada di penyimpanan laptopmu.
Hmmm… mungkin setelah ini saya harus pulang cepat karena kertas asli draft tugas masih di kamar.
Apa saya menyesal sudah sampai sini? Tentu tidak.
Karena ada hal lain yang bisa saya lakukan di sini… menulis ketidakpentingan ini.
Cerita Tentang Kacamata

Dulu, pas jaman-jamannya seneng sama novel, pernah nggak peduli sedikit pun tentang tata cara membaca, larangan-larangan yang seharusnya nggak dilakukan pas baca, dan lain semacamnya. Menghabiskan belasan novel pagi siang malam, bahkan pernah begadang sambal tiduran. Alhasil di kelas 9, mata ini hilang focus. Ngeblur. Tersiksa adalah ketika les, sore-sore, remang-remang, dapet kursi paling belakang, nggak bisa liat yang ditulis di papan tulis. Serta merta kamu jadi orang oon di situ. Kamu liatin gurumu berbusa-busa… nunjuk ini itu di papan tulis… tapi kamu nggak ngerti yang dimaksud! Sedih! Pengen nangis! Pengen pulang aja!

Lebih frustasi lagi adalah ketika kamu ketemu orang, nggak tau itu siapa. Tiba-tiba pas udah kelewatan, kamu denger dia menyapamu. Belum lagi kalau kamu dikira songooong! Abis itu kamu sedih, pengen nangis… kemudian bilang ke orang tua kalau mata kamu udah nggak bisa liat seperti orang normal pada umumnya.
Sejak itu lah, ada lapisan bening yang selalu menjadi perisai agar mata ini bisa melihat dengan jelas, tepat, dan benar.

Intinya sih, jangan sia-siakan hal sekecil apapun yang kamu miliki. Boleh jadi dia adalah harta berharga yang nggak kamu sadari. Baru sadar kalau dia begitu penting ketika kamu benar-benar nggak bisa memilikinnya.
Mata yang bisa melihat normal.
Hidung, telinga, dan organ tubuh lain yang normal.
Keluarga lengkap barangkali, hidup cukup, makan terjamin.
Apapun itu.
Juga…
Dia.
Dia yang bahkan, nggak kamu sukai sedikit pun. Allah menghadirkan orang se-nggak-berguna apapun bagimu, tetep ada alasan lho.
Aku pernah ketemu ibu-ibu di halte transjogja, kami menunggu bersama. Kemudian kami terlibat obrolan. Begitu tahu kalau aku ini jurusan keguruan, ibu itu bilang, “Besok rencana mau ngajar di daerah pelosok-pelosok gitu?”
“Belum tahu Bu, tergantung izin orang tua,” jawabku.
“Lho nggak papa, di tempat mana pun itu, belahan bumi mana pun, semua tempat adalah tanahnya Allah. Jangan khawatir…,”
Dan setelah itu, aku bak menonton seorang motivator sedang menggemakan kalimat inspiratifnya.
Pertemuan singkat, yang bermakna.
Jangan remehkan seseorang. Boleh jadi dia adalah orang yang Allah kirim buatmu. Sebagai jalan kemudahan hidupmu mungkin. Karena Allah hadirkan seseorang dalam hidup kita bukan tanpa alasan, Sesingkat apapun, se-nggak-penting apapun:)


Senin, 9 April 2018
Gazebo FC, Malam Hari
Dituntaskan hari Jumat, 13 April 2018 9.48
Di atas kursi besi serambi UMPER FMIPA UNY, dalam keramaian orang-orang yang berlalu lalang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SO7 : Pertama dan Selamanya

[ Lagi Bener ] : (Bukan Lagi) Sebuah Rahasia

FREEDAY OR ANIDAY WHATEVER