Ini...?!!
Dan
ketika aku mendapati ayat yang satu ini... brr!
Daku
bertanya-tanya, sebenarnya hidupku itu untuk apa?
Ngomong-ngomong
kerajaan Allah, aku jadi teringat surga. Kerajaan paling indah yang
dahsyatnya luar biasa. Meskipun belum pernah touring ke sana (eh?).
Lagi-lagi
hidupku itu untuk apa?
Ketika
sholat udah nggak konsen. Nggak peduli lagi akan kewajibannya...
lagi-lagi aku bertanya : sebenarnya hidupku untuk apa?
Dan
aku menganga saat membaca ayat selanjutnya :
“Dan
orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya, akan mendapat azab Jahanam.
Dan itulah seburuk-buruk tepat kembali.
Apabila
mereka dilemparkan ke dalamnya mereka medengar suara neraka yang
mengerikan, sedang neraka itu membara,
Hampir
meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir)
dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada
mereka, “Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi
peringatan kepadamu (di dunia)?”
Cukup!
Nggak kuat lagi baca –alay!
Tapi,
kenapa aku nggak mikirin tentang ini? kerajaan akhirat? Surga?
Neraka?
Aku
berulangkali melanggar dan berpaling kepada-Nya. Dan aku cuek saja!
Lagi-lagi... sebenarnya hidupku untuk apa?
Kalau
pada akhirnya kita harus memilih : surga dan neraka, kenapa kita tak
pernah memikirkan kedua hal itu? Padahal itu akhir dari kita. Dan
ketika dua hal itu benar-benar menjadi tujuan kita, lalu apa guna
kesenangan ini? harta? Rumah mewah? Kedudukan? Uang? Pacar? *ups!
Apa
guna? Apa gunannya buku kimia, matematika, fisika, dan semua
kawan-kawannya? Apa gunanya?
Kalau
begini jadi teringat lagunya Umam :
Ilmu
akhirat wajib dipelajari... bekalan untuk bertemu Ilahi
Ilmu
duniawi boleh dicari... panduan hidup untuk berbakti...
Dan
memang ilmu dunia itu... ahh! Betapa aku tidak bisa mengutamakan mana
yang perlu dan yang perlu buangettt. Betapa aku tidak bisa memilah
mana yang seharusnya aku utamakan. Betapa aku tidak mampu...! Kenapa
menghitung kecepatan roller coster di puncak lebih aku kejar daripada
menghitung segala kesalahanku? (muhasabah). Cukup, ini dramatis
*ngusap ingus
Aduh,
betapa payahnya. Betapa payahnya... padahal di luar sana, banyak
orang-orang, pemuda-pemudi yang begitu mencintai Allah, rela menempuh
apa saja, menukarkan apa saja, hanya demi Dia. Aku? *ehm
Sebenarnya...
hidupku itu untuk apa?
Jika
pada akhirnya, kita akan mati. Terkubur. Dimakan cacing dan
kawan-kawan. Kembali kepada-Nya. Lalu, apaguna ini semua? Kesenangan
dunia yang begitu nikmat memuaskan hawa nafsu. Apaguna... ahh!
Ingin
sekali berbakti kepada sesama. Memberi ataupun melakukan sesuatu
untuk orang lain itu rasanya... brr. Luar biasa. Buahagiiiaaaaaaa
banget!
Lalu,
sebenarnya hidupku itu untuk apa?
Jika
untuk sholat saja malas. Beramal eman. Membaca Al-Quran aras-arasen.
Berdoa wegah. Tahajud susah. Dan segala aktivitas yang mampu
mendekatkan diriku kepada-Nya, semua aku cuekin. Lalu hidupku untuk
apa?
Dan
pada akhirnya, Dialah Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah,
sebenanya aku hidup selama ini untuk apa?
Komentar
Posting Komentar